Konferensi Konstruksi Lean Internasional: Poin Penting dari IGLC 23

12

Konferensi tahunan International Group for Lean Construction (IGLC) ke-23, yang diadakan di Perth, Australia, mempertemukan para peneliti dan profesional yang berupaya meningkatkan industri arsitektur, teknik, dan konstruksi (AEC) secara radikal. Dengan 85 makalah yang diterima dari 16 negara, acara empat hari tersebut, diikuti dengan Sekolah Musim Panas PhD selama dua hari, mengeksplorasi pendekatan mutakhir dalam manajemen konstruksi. Laporan ini merangkum wawasan paling signifikan dari konferensi tersebut.

Hari Industri: Budaya dan Implementasi

Hari pertama berfokus pada tantangan industri praktis. Laura Shepherd menekankan bahwa perubahan budaya yang sukses memerlukan “platform yang membara”—suatu kebutuhan yang mendesak akan transformasi. Organisasi harus menyadari perlunya perubahan sebelum mengadopsi praktik budaya baru. James Barrett mengilustrasikan bahwa penerapan konstruksi lean tidaklah mudah, meskipun terlihat sederhana. Seperti yang dikatakan oleh Paul Akers, lean adalah hal yang mudah, namun seperti yang diungkapkan Digby Christian, lean juga merupakan hal sederhana yang paling menantang yang dapat dilakukan.

Konferensi Penelitian: Perencanaan dan Efisiensi

Sesi penelitian menyoroti metodologi perencanaan yang efektif. Adam Frandson dan Olli Seppanen mempresentasikan tentang Takt Time and Location-Based Management Systems (LBMS), sementara analisis komparatif Lauri Koskela menunjukkan bahwa LBMS, Takt Time, dan Last Planner adalah yang paling efektif, mengungguli Metode Jalur Kritis (CPM) dan Rantai Kritis. Penelitian Christine Pasquire mengkonfirmasi pertumbuhan adopsi Last Planner secara global, dengan sebagian besar makalah berasal dari luar Amerika Serikat. Kesimpulannya? Menggabungkan LBMS dan Takt Time dengan Last Planner dapat memaksimalkan efisiensi produksi, meskipun tidak ada satu metode pun yang cocok untuk semua situasi.

Penyampaian Proyek Terintegrasi (IPD): Risiko dan Imbalan

Sesi IPD menggarisbawahi pentingnya keselarasan insentif. Glenn Ballard membahas proyek TVD yang gagal yang melebihi target biaya sebesar 6,4%, sehingga tidak ada keuntungan bagi mitra. Pelajarannya? Risiko dan imbalan bersama sangat penting untuk kesuksesan. Annette Schöttle menunjukkan bagaimana Choose By Advantages dapat meningkatkan seleksi tim dalam tender, sementara Doanh Do mengidentifikasi 15 insentif yang tidak selaras dalam TVD dan IPD. Penelitian Patricia Tillmann menunjukkan bagaimana prinsip lean dan BIM dapat menyederhanakan transisi komponen ETO, meskipun tantangannya masih ada. Kesimpulan utamanya: IPD tumbuh subur ketika para pemangku kepentingan yang mempengaruhi jadwal berbagi risiko dan imbalan.

Sorotan Penelitian dan Sekolah Musim Panas PhD

Hari-hari terakhir menampilkan beragam penelitian, termasuk karya penulis mengenai sektor AEC Irlandia. Makalah James Smith tentang Design Science Research (DSR) memberikan panduan berharga bagi para peneliti, sementara Matt Stevens meneliti bagaimana variabilitas alur kerja subkontraktor dipengaruhi oleh permintaan dan kontrak yang bersamaan. Wenda Nofera mempresentasikan kurikulum konstruksi ramping yang inovatif dari Michigan State University. Sekolah Musim Panas PhD tahunan, yang dipimpin oleh Dr. Vicente González dan Dr. Paz Arroyo, memberikan masukan ahli kepada sepuluh siswa mengenai metodologi penelitian mereka, khususnya DSR, yang menekankan kontribusi industri praktis di samping ketelitian teoritis.

Kesimpulan

Konferensi IGLC 23 memperkuat perlunya perbaikan berkelanjutan dalam industri AEC. Penerapan prinsip-prinsip konstruksi ramping yang berhasil memerlukan pemahaman yang jelas tentang dinamika budaya, metodologi perencanaan yang efektif, dan insentif yang selaras dalam tim proyek. Acara ini menggarisbawahi nilai penelitian yang cermat dan pembelajaran kolaboratif, yang menjadi landasan bagi kemajuan masa depan di bidang ini. Konferensi berikutnya akan diadakan di Boston, AS, dan Kreta, Yunani, pada tahun 2017